Kamis, 04 Juni 2015

Presipitasi Koalesensi

Sebab Tuhan telah menciptakan ingatan, maka izinkan malam ini aku mensyukurinya sebagai mesin waktu. Menengok masa lalu, saat aku mencubit pipimu kemudian mukamu memerah, saat kita belum paham arti berpisah..

It's Rain Panda
DrawingPen dan PensilWarna di Atas Kertas A4




Hujan itu 1% cairan dan 99% kenangan



Terkadang..
Ada hujan yang jatuh saat teriknya mentari. Namun terkadang ada tangis yang jatuh saat senyummu berseri. Mentari itu kini telah tenggelam, bersama semua doa awal mencinta yang kini pupus di bias kejora..

Sebenarnya..
Petang ini menyenangkan. Sama sepertimu saat menggelayut rindu memelukku, saat kita belum tersekat menjadi aku dan kamu. Petang ini juga tenang. Seperti dirimu saat masih bisa mengucapsayang, saat pelukanmu belum menjadi sebuah kenang. Hanya tersedak oleh entah kenapa, sehingga aku bisa tetiba mengingatmu. Apapun itu, aku sedang menikmati cantiknya rindu..

Akhirnya..
Menyadari tentang perpisahan. Mendewasakan hati.
Awal tegukan yang manis, tengah kenikmatan yang puitis, hingga berakhir pada pahitnya ampas berujung miris. Seperti segelas kopi? Memang. Aku memang tengah menimati itu bersama semua bayangan masa lalu. Saat masih ada dering ponsel yang memanggilku untuk sebuah pesan singkat bertuliskan I Miss You..

Semakin aku mengingatmu, semakin aku paham tentang garis Tuhan untukku..

Aku adalah mendung, dan kau adalah rintik embun. 
Bersama, kita hanya akan menjadi gerimis. Meluluh perih dalam isak tangis

Aku kaku bagai seonggok kayu, dan kau menggelora bagai api cemburu. 
Bersama, kita hanya akan menjadi abu. Usai terbakar berbekas pilu

Aku melamun pada malam, dan kau termangu dalam temaram. 
Bersama, kita akan terus tenggelam. Saling merindu gelimang cahaya dalam kelam

Cukup! Semakin lama, hanya desir kangen yang melanda..
Sampai remuk menelusup relung, hingga perih mengiris rusuk yang berkabung, disini cerita tentangmu akan tetap utuh untuk bernaung. Karena waktu membuat keringat dalam pendewasaan, telah terlewati deretan sosok pengisi kerinduan. Pada tiap hembusan, sebutlah itu kenangan..

Maaf, 
Aku hanya sedang membuka kembali memori yang mengalun dan terhentak akan kenangan menahun. Untukmu masa lalu, terimakasih atas lakumu nan anggun.. :)

(wiranagara.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar